Selasa, 29 Oktober 2013

Heni Hafizah (01031381320045)



HUBUNGAN ANTARA SUNGAI MUSI DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Seperti sungai musi yang berada di sumatera selatan yang merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakatnya. Sungai Musi yang membelah Kota Palembang memiliki banyak fungsi, selain sebagai sumber utama air minum, juga sebagai urat nadi transportasi dan tempat pembuangan limbah. Namun, seiring waktu sungai musi yang menjadi andalan masyarakat mulai tercemar karena ulah mereka sendiri. Bahkan kualitasnya yang semakin menurun sehingga sungai musi sudah tidak layak dikonsumsi masyarakat secara langsung  tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Kepala Dinas Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Palembang Hilda Zulkifli, Kamis (28/10), mengemukakan, tekanan yang diterima Sungai Musi terus bertambah. "Di bagian hulu terdapat aktivitas penebangan hutan maupun kegiatan industri. Sementara, di bagian hilir selain aktivitas industri, kegiatan perdagangan, domestik, maupun transportasi sungai memiliki andil dalam menurunnya kualitas sungai," papar Hilda.
Pencemaran Sungai Musi dipengaruhi oleh adanya beberapa pabrik yang menjadikan sungai tersebut sebagai sarana pembuangan limbah, seperti pabrik minyak, pupuk, dan karet. Masalahnya, dari sekitar 1,4 juta penduduk di Kota Palembang, hanya sekitar 40 persen yang mendapat air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Palembang. Selebihnya atau sekitar 60 persen masih mengandalkan air Sungai Musi untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.
Memang  sulit untuk mencegah agar masyarakat tidak membuang limbah atau kotoran ke sungai. Namun, diharapkan kondisi ini dapat kita atasi  dengan membuat wc umum di sekitar sungai, membuang sampah pada tempatnya. Jangan sampai air Sungai Musi menjadi tidak layak konsumsi karena adanya bakteri fecal coli yang berasal dari kotoran manusia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar