Selasa, 29 Oktober 2013

Nabilah Ayu Shabirah (01031281320036)



Sungai Komering
Selain Sungai Musi, Sumatera Selatan memiliki sungai-sungai kecil yang melaluinya. Contohnya saja Sungai Komering yang berhulu di Danau Ranau yang terletak di dua provinsi, yaitu Sumatera Selatan dan Lampung. Sungai Komering ‘Toempoe Doeloe’ dengan sekarang telah mengalami banyak perubahan. Sampai tahun 1980-an, Sungai Komering menjadi kebanggaan transportasi sungai, pengiriman hasil bumi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan rempah-rempah lainnya dibawa masyarakat pribumi berakit ke Palembang melewati transportasi sungai, karena pada waktu itu sarana jalan darat belum memadai, mobil belum bisa masuk, maka sarana sungai menjadi alternatip pilihan bagi petani.

Tidak hanya itu, disepanjang aliran Sungai Komering, kita dengan mudah menemukan para pendulang pasir dan koral bekerja disana. Tidak peduli cuaca panas maupun hujan, mereka terus bekerja, berjuang membela keluarga demi mempertahankan hidup. Potensi kekayaan alam hasil Sungai Komering yang melimpah berupa pasir dan koral perlu dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah setempat, terutama untuk  income  pemerintah daerah selain sebagai mata pencaharian warga sekitar bantaran sungai.

Dalam kehidupan sehari-hari, penduduk setempat khususnya yang lokasi rumahnya di pinggiran sungai, mereka masih memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian juga air minum, terkecuali saat banjir dikarenakan airnya keruh. Aktivitas hidup manusia tidak bisa lepas akan kebutuhan air, tanpa air manusia akan mati, air merupakan sumber kehidupan demikian halnya dengan Sungai Komering yang mendatangkan rejeki bagi penduduk.

Sungai Komering juga digunakan sebagai pengembangan Daerah Irigasi (DI) seluas ±120.000 ha yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan seluas 70.000 ha di Kabupaten Oku, Kabupaten Oki dan Provinsi Lampung, seluas 50.000 ha pada Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Tulang Bawang. Proyek dari Daerah Irigasi Komering ini bertujuan untuk mensejahterakan rakyat melalui pemanfaatan potensi air dan sumber air Komering untuk mengairi lahan-lahan kering di Ogan, Komering dan Tulang Bawang yang didalamnya termasuk kegiatan konservasi sumber daya air sehingga menjadi daerah beririgasi yang terjamin kelangsungan penyediaan airnya.

Pembangunan tersebut disamping membawa dampak positif, juga memiliki sisi negatif. Selain menambah penghasilan dan peningkatan hasil panen, tidak menutup kemungkinan daerah sekitar sungai menjadi daerah lumbung pangan di propinsi Sumatera Selatan. Namun dilain sisi, keseimbangan perlu dijaga agar “Sungai Komering Toempoe Doeloe” masih tampak alami dan lestari. Karena sewaktu-waktu yang namanya bencana alam sangat mungkin terjadi, terutama apabila Sungai Komering tidak dipelihara dan dijaga dengan baik. Unsur manusia bisa menjadi salah satu faktor terjadinya banjir ataupun tanah longsor. Kurangnya penanaman pohon pelindung di pinggir sungai, proses alam seperti  pengikisan, erosi, penebangan pohon dipinggiran aliran sungai, pengambilan pasir dan koral yang tidak beraturan, hal semacam itu memerlukan sosialisasi dari pemerintah daerah. Untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan jelek yang akan terjadi, sebab melakukan pencegahan lebih baik dari pada menanggulangi bencana yang telah terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar